Hotdiman Sidabutar dan 3 Cucunya Tewas dalam Kecelakaan, Wanita Ini Malah Senang

STIMEWA/TRIBUN-MEDAN.COM.
Jenazah Hotdiman Sidabutar dan ketiga cucunya di rumah duka (kiri). Foto Jumita Vani Sidabutar saat live facebook mengabarkan rasa kebahagiaannya atas kematian korban. 


Beberapa jam setelah tabrakan beruntun di Jl Asahan Km 4, Simpang Karangayer, Kelurahan Dolok Marlawan, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, yang merenggut nyawa lima orang, beredar video seorang wanita berkacamata yang melampiaskan kegembiraannya atas kecelakaan maut tersebut.

Bahkan wanita yang menggendong putrinya mengadakan siaran langsung dari akun facebooknya @Mamanya Stevie Clarissa Nainggolan, pada Kamis (19/11/2020) malam, menyampaikan kegembiraan atas tragedi yang menimpa keluarga Hotdiman Sidabutar dan ketiga cucunya.

Dalam tabrakan beruntun yang melibatkan 12 kendaraan pada Kamis pagi sekitar pukul 09.30 WIB itu, Hotdiman Sidabutar (60) dan ketiga cucunya: Love Viona Angely Sidabutar (7), Fincent Frey Amsal  Sidabutar (6), Digibran Natanael Sidabutar (3) meninggal dunia di tempat kejadian.

Korban tewas lain adalah Charles Sianipar (45), warga Jalan Bunga Zaitun, Kecamatan Siantar, Simalungun.

tribunnews
Laka maut di Jl Km 4 Asahan Dolok Marlawan Simalungun Kamis (19/11/2020). Kondisi truk tronton yang diduga pemicu kecelakaan maut (facebook/thry pandief)

Sedangkan korban luka adalah:

- Desy Noviyah Hutabarat (29) warga Jalan Viyata Yudha, Komplek Permai, Kota Pematangsiantar

- Mulyadi Harahap (72) Jalan Merauke

- Sudarman (40) warga Huta Margu Mulio, Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten Simalungun

- Arbain (34) warga Bah Bayu, Kelurahan Kerasaan, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun

- Sri Eka Novriany (38) Warga Jalan Merpati.

Daftar kendaraan yang terlibat:

1. Fuso dengan nomor polisi BM 8238 ZU (pemicu laka beruntun)

2. Yamaha Vixion BK 6208 TAU

3. Angkutan umum Bandar Jaya BK 1132 WC

4. Honda Vario BK 4157 TAZ

5. Daihatsu Terios BK 1009

6. Fortuner hitam BK 1434 WH

7. Toyota Innova Silver BK 1811 MS

8. Angkutan umum Sinar Bangun BK 1353 TU

9. Angkutan umum Siantar Jaya BK 1145 TU

10. Honda Supra BK 4671 TAR

11. Honda Beat BK 5637 TAN

12. Honda Supra BK 5258 WAA

tribunnews
Puluhan keluarga melayat jenazah empat korban kecelakaan beruntun di Simpang Karang Anyar, Kelurahan Dolok Marlawan, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun, Jumat (20/11/2020) (Alija / Tribun Medan)

Belakangan terungkap nama si wanita berkacamata adalah Jumita Vani Sidabutar, keponakan almarhum Hotdiman Sidabutar.  

Jumita Vani Sidabutar memanggil Hotdiman Sidabutar sebagai bapauda atau paman.

Ternyata Jumita Vani Sidabutar masih menyimpan dendam karena bersengketa masalah harta dengan almarhum Hotdiman Sidabutar seperti yang diutarakan dalam live facebook tersebut.

Akun FB ‘Mamanya Stevie Clarissa Nainggolan' akhirnya hilang, tapi videonya sudah didownload netizen lain dan diunggah ulang hingga viral.

Satu akun yang mengunggah ulang video ini adalah Melda Theodora Silaen.

''Wujud iblis itu ngak melulu bicara menyeramkan,ada juga dalam wujud wanita cantik.wanita cantik yg ternyata iblis ini tidak punya hati nurani,bahkan naluri ibunya mungkin sudah lama dia cabut,sehingga dia merasa tidak bersalah meneriaki korban tabrakan beruntun dengan lantang dilivenya,seandainya iblis bisa kita liat ngomong pasti ngomong ini perempuan kok level sadisnya diatas iblis ya..mudah2an kau terima karmamu secepatnya,supaya kau tau bagaimana sakitnya ibu dari anak2 itu menanggung dukanya...dan perempuan iblis itu harus diberikan hukuman moril...'' tulis Melda Theodora Silaen, Jumat (20/11/2020).

''Apa yg ada dihati dan pikiranmu nona,sampe sedikitpun naluri ibumu tak bergeming melihat kesedihannya,malah kau bersorak Sorai seperti dapat lotre...miris,'' tulis Melda Theodora Silaen.

Dalam video yang diunggah di akun Melda Theodora Silaen, Jumita Vani Sidabutarberada di dalam mobil bersama suami dan putrinya. Suasana di mobil itu gelap karena sudah malam hari.

Dalam beberapa kesempatan sang suami yang mengemudikan mobil mengamini dan mendukung pernyataan sang istri yang sangat menyakitkan bagi korban dan bagi siapa saja yang tahu tragisnya kecelakaan ini. 

Berikut pernyataan Jumita Vani Sidabutaryang dikutip dari video:

''JJM (jalan-jalan malam) dulu. Besok mau makan besar,'' ujar Jumita Vani Sidabutarmembuka livenya.

Ketika putrinya mengangkat kaki ke pintu mobil, Jumita Vani Sidabutar menyinggung soal mobil pinjaman.

“Nggak apa-apalah. Mobil sendiri. Mobil pribadi. Bukan mobil pinjaman. Kayak yang sudah dead (meninggal, red).” 

''Karma sudah dibayar tunai.''

“Gak nyangka aja. Padahal, kita sudah sampai main hukum. Kok cepat kali matinya? Ini loh (putriku) yang kemarin-kemarin itu kau siksa waktu masih di dalam perutku. Terlalu banyak bacotmu. Aku lagi hamil kemarin. Mati kau sekarang. Makanya, jangan jahat-jahat kali di dunia ini, geng. Nyawa dibalas dengan nyawa. Nyawa dibalas nyawa.” 

“Harta orang kok diurusi. Sudah jelas-jelas itu rumah pribadiku, kau gugat. Suka-suka hatimu menggugat-gugat. Sudahlah. Aduh-aduh.” 

“Sekarang, kau berantam sama si Fuso. Menang Fusonya lah. Mana mungkin kau menang lawan Fuso? Sejago apapun kau, nggak mungkin kau menang lawan Fuso. Pasti kau mati lawan fuso. Makanya, tengok-tengok (lihat) yang kau lawan.” 

''Sudah lama aku tidak live di Facebook dan sudah lama juga tidak merepet. ''

“Kita sudah mau sampai kasasi. Ngerti kalian kasasi? Kita itu sudah sidang. Pengadilan loh pengadilan. Sekarang, mati.” 

“Mati kok bawa-bawa cucu. Tapi, nggak apa-apa lah. Biar ada kawannya.” 

Lalu, ia menuturkan, karma sudah dibayar tunai.

“Padahal, kita sudah sampai main hukum. Kok cepat kali matinya? Ini loh (putrinya) yang kemarin-kemarin itu kau siksa waktu masih di dalam perutku. Terlalu banyak bacotmu. Aku lagi hamil kemarin. Mati kau sekarang. Makanya, jangan jahat-jahat kali di dunia ini, geng. Nyawa dibalas dengan nyawa. Nyawa dibalas nyawa,” katanya.

Lalu, ia mengisahkan soal sengketa rumah pribadinya yang digugat oleh orang lain di pengadilan.

“Harta orang kok diurusi. Sudah jelas-jelas itu rumah pribadiku, kau gugat. Suka-suka hatimu menggugat-gugat. Sudahlah. Aduh-aduh,” ujarnya.

Jumita Vani Sidabutar berpesan agar mempertimbangkan siapa lawannya dalam berperkara.

“Sekarang, kau berantam sama si Fuso. Menang Fusonya lah. Mana mungkin kau menang lawan Fuso? Sejago apapun kau, nggak mungkin kau menang lawan Fuso. Pasti kau mati lawan fuso. Makanya, tengok-tengok (lihat) yang kau lawan,” ungkapnya.

Jumita Vani Sidabutar mengaku sudah lama tidak live di Facebook dan sudah lama juga tidak merepet. Alasannya karena mengurus persidangan silang sengketa rumah pribadinya, yang dia tempuh lewat kasasi.

“Kita sudah mau sampai kasasi. Ngerti kalian kasasi? Kita itu sudah sidang. Pengadilan loh pengadilan. Sekarang, mati.” 

“Mati kok bawa-bawa cucu. Tapi, nggak apa-apa lah. Biar ada kawannya.” 

“Kek mana supir Fusonya, ya? Masih hidup nggak? Jadi, siapapun kalian yang tahu nomor supir Fuso, tolong ya kasih tahu nomornya ke aku. Inbox! Aku mau bilang makasih. Makasih banyak.” 

“Dia iblis itu. Yang mati itu, iblis. Jadi, nggak perlu kalian kasihani. Itu iblis. Dia mau incar rumahku.”

“Tahun 2006, itu dia yang bobol rumahku. Nggak ku apakan sih. Tapi, kami masuk pengadilan. Sudah mati pula dia. Rencana mau sampai kasasi,” ujarnya.

“Sudah dipersiapkan duit banyak-banyak. Mati lagi. Beraninya bayar hakim. Sok berani bayar hakim. Buktikanlah. Sudah habis duit kau bayar hakim, mati pula kau,” ungkapnya.

“Cemananya matimu? Berserak kau mati kan. Berserak. Bercecer semua. Bercecer. Kau lawan-lawan anak yatim. Anak yatim itu yang nggak bisa dilawan. Biar tahu kau. Jangan cuma mempermalukan aku. Kau viral-viralkan aku. Sekarang, kuviralkan kau.” 

“Mananya? Percuma sudah sampai pengadilan kita. Kalah kau? Sampai sini kau kalah? Sampai sini kau kalah? Mati kau kan. Matimu pun ngeri kali. Ditabrak Truk Fuso. Yang sudah ngeri kalinya rupanya nasibmu.”

“Nggak usah kalian bagi-bagikan itu. Dia itu orang jahat. Dia itu udah menggugat aku. Gugat atas rumahku sendiri ‘Jumita Vani Sidabutar. Katanya, harta miliknya. Aduh say, itulah nasibmu say. Belum dua tahun kita sidang. Kok cepat kali kau mati?” 

“Makanya say, mulut itu agak direm lah. Aku pun merepet adanya buktinya semua. Adanya video dia datang ke pengadilan, menggugat aku. Tapi, menggugat yang nggak hartanya. Harta orang digugatnya. Katanya miliknya. Miliknya darimana? Kereta-mu (sepeda motor, red) pun Supra. Dimasukkan ke Truk Fuso. Ditarik-tarik Truk Fuso. Aduh, aduh. Matilah aku.” 

Setelah videonya viral, keluarga korban disebut-sebut sudah membuat laporan ke Polres Siantar.

Selain itu, beberapa warga juga dikabarkan  langsung melabrak Jumita Vani Sidabutar di kediamannya.

Termasuk Melda Theodora Silaen dan beberapa rekannya Fransiska Ambarita, Fanny Oktavia Sianipar, Wanda Vanny Siallagan langsung mendatangi Jumita Vani Sidabutar.

Dalam siaran langsung, ternyata Jumita Vani Sidabutar mengaku meminta maaf ke keluarga korban dan emosional saat mendengar kabar kematian bapaudanya. 

Jumita Vani Sidabutar spontan membuat live mengungkapkan kegembiraannya atas kematian bapaudanya, Hotdiman Sidabutar.

''Mungkin saat itu iblis menguasai hatiku hingga spontan membuat live,'' katanya.

Jumita Vani Sidabutar belum bisa melupakan perlakuan bapaudanya kepada dirinya.

tribunnews
Jumita Vani Sidabutar ciut dan nenangis setelah dilabrak warga atas video livenya yang bergembira atas jatuhnya korban jiwa dalam tabrakan beruntun yang menewaskan 5 orang. Di antaranya 4 sekeluarga. (facebook)

Namun belum sempat Jumita Vani Sidabutar menuntaskan ucapannya, Melda Theodora Silaen Cs langsung menginterupsi. 

Hingga akhirnya pertemuan itu berakhir Jumita Vani Sidabutar tetap tidak menyatakan meminta maaf pada keluarga bapaudanya Hotdiman Sidabutar. 

JERITAN TANGIS IBU KORBAN

Dalam pemberitaan sebelumnya, Ruliana Boru Gultom, menantu dari korban Hotdiman Sidabutar, tak menyangka tiga orang anaknya sekaligus meninggal dunia dari peristiwa tragis kecelakaan beruntun di Jalan Asahan Km 4, Kecamatan Siantar itu.

Di Ruang jenazah RSUD Djasamen Saragih Pematangsiantar, Ruliana Boru Gultom bersama sejumlah keluarga korban yang meninggal tampak dalam suasana kalut.

Ruliana sendiri menjerit tangis didampingi sejumlah keluarga meratapi kepergian ketiga anaknya dan mertuanya.

Tangis Ruliana pun coba diredam keluarga silih berganti yang datang menghampiri.

"Sia-sia semua pengorbananku, semuanya habis, merekanya hartaku. Gak ada lagi yang menghibur aku. Truk kurang ajarnya itu,” jerit Ruliana Gultom.

Dari penuturan keluarga lainnya yang berkumpul di RSUD Djasamen Saragih, saban waktu memang Hotdiman Sidabutar, mertua Ruliana Gultom kerap mengajak jalan cucu-cucunya itu. 

tribunnews
Korban kecelakaan beruntun yang terjadi di Jalan Asahan, Km 4, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun, Kamis (19/11/2020) pagi sekira Pukul 09.30 WIB (Alija / Tribun Medan)

Nenek Korban Tak Kuasa Menahan Tangis

Lasaria Br Situmeang tak kuasa menahan tangis melihat jenazah suaminya, Hotdiman Sidabutar dan tiga cucunya.

"Bantu aku Inang Uda, nggak sanggup aku Inang Uda. Empat-empatnya dipanggil Tuhan," ujar Lasaria menelepon keluarga lainnya.

Kepada wartawan, Lasaria Situmeang bercerita suaminya merupakan pensiunan TNI-AD yang memulai hidup barunya berladang dan membuka kedai kelontong.

Saban pagi hari, suami tercintanya itu selalu membawa jalan cucu-cucunya.

"Cucunya paling kecil itu masih TK di Immanuel. Nah, tadi si sulung dan si tengah mau ikut. Biasanya naik mobilnya orang ini, entah kenapa tadi boncengan naik sepeda motor," cerita Lasaria.

"Jual kedai sampah jual sarapan dan ke ladang (sawah). Udah biasa dia ngajak jalan cucunya. Gak firasat aku tadi malam," kata Lasaria Situmeang.

Lasaria beberapa kali menjerit menyesali kepergian suami dan ketiga cucunya.

Dalam tangisnya, mengapa empat orang dari keluarganya diambil Tuhan?

"Mengapa kau ikutkan tiga-tiganya. Kenapa nggak kau tinggalkan cucumu, suamiku," ujar Lasaria menangis.


Sumber: Tribun Medan

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel