Pakaian Siswi SMK di Balige Berlumuran Darah setelah Diperkosa Secara Bergilir oleh Sejumlah Pria

Korban FS (17) bersama ibunya MS (40) saat disumbangi di rumahnya di kawasan Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, Senin (9/11/2020) 

 

"Bajuku pun berdarah-darah. Tiga oranglah yang memaksaku. Aku merasa malu sama teman-teman di sekitar ini," ujar Korban. 

Korban pemerkosaan gadis remaja inisial FS (17) tertunduk, seakan tak sanggup melihat orang sekitarnya saat ditemui di rumahnya di salah satu desa di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, pada Senin (9/11/2020).

Bukan hanya FS sendiri, ibu dan ayah bersama keluarga pun terlihat bersedih sekaligus kecewa setelah mengetahui kejadian yang menimpa FS.

Kepada Tribun Medan, FS mengatakan, dia digilir oleh 3 orang lelaki dari delapan orang kawanan yang membawanya ke sebuah sekolah di kawasan Laguboti.

Kondisi Lokasi Pemerkosaan

Saat disambangi tempat kejadian perkara di gedung sekolah, lokasi terlihat sepi.

Gerbang sekolah terbuka lebar dan ruangan yang menjadi lokasi perbuatan bejat itu pun tampak berantakan.

Lantai ruangan penuh dengan sampah dan serbuk kayu serta terlihat sebuah triplex berada di atas lantai.

Di atas triplex tersebut, terlihat sebuah penyala api mancis dan bercak darah.

Pintu gedung kelas IA SD Negeri di Laguboti tersebut telah terbuka.


Ketika berada di dalam ruangan, terlihat sampah plastik berserak di lantai dan meja yang tersusun penuh debu.

Sejumlah potongan kertas juga terlihat di sekitar triplex yang berada di atas lantai gedung tersebut.

tribunnews
Lokasi rudapaksa yang dilakukan sekelompok orang terhadap korban FS di gedung SD di kawasan Laguboti pada Minggu (8/11/2020) dini hari. (MAURITS PARDOSI/TRIBUN MEDAN)

Berikut Kronologinya hingga Korban Mengalami Trauma.

Korban, FS (17) menyampaikan, awalanya pria kenalannya datang bersama seorang temannya dengan mengendarai kendaraan roda dua pada Sabtu (7/11) malam sekira pukul 22.00 WIB.

Pria kenalannya itu inisial DH alias Cogan yang baru dikenalnya sekira 2 minggu lalu.

"Saya baru berteman dengannya (pelaku) itu baru dua minggu. Kami chattingan dan dia ajak saja jumpa."

"Kami jumpanya di depan Gereja HKBP Dusun Sihobuk itu, lalu dibawalah aku ke kafe," ujar korban yang masih duduk di bangku SMK ini sambil menangis di kediamannya pada Senin (9/11/2020).

Lalu DH dan temannya membawa korban ke salah satu cafe di Kecamatan Laguboti.

Di cafe itu, korban diberikan minum sprite. 

Tidak lama kemudian, korban merasakan sakit kepala.


Lalu, korban dibawa ke rumah kakaknya di Tambunan.

Di rumah itu, kata korban, ada kakaknya dan keluarganya.

Kemudian, korban diajak si DH ke kamar biar enak bincang-bincangnya.

Di dalam kamar, korban FS, ngotot ingin pulang. 

Tapi pria DH tak mengasih korban pulang. 

DH menjawab jam 4 pagi saja pulang, dengan alasan agar tidak dilihat orang lain.

Kemudian, DH pun mencabuli korban di kamar.

Setelah puas melampiaskan nafsu bejatnya, korban pun diantar pulang oleh DH, tapi diturunkan di tengah jalan.

“Saat diperkosa, saya tidak berani teriak karena ketakutan dan setelah itu dia  membawa saya pulang, tapi diturunkan di tengah jalan tepatnya di Simpang Gob,” ujar  korban.

tribunnews
Korban sedang berada di rumahnya didampingi orangtuanya Desa Bonan Dolok III, Kecamatan Balige pada Senin (9/11/2020).  (MAURITS PARDOSI/TRIBUN MEDAN)

Setelah korban diantar pulang dan  diturunkan di tengah jalan, DH putar balik pulang


Lalu korban jalan menuju rumahnya, dan di situ ada berhenti 4 sepeda motor dengan jumlah 8 orang. 

Pas korban jalan, lalu sekumpulan pria itu bertanya; "mau kemana?"

Lalu korban menjawab, "mau pulang".

Mereka pun meminta korban untuk diantar pulang ke rumahnya.

Setelah korban naik, mereka terduga pelaku pun bukannya mengantar pulang.

Tapi membawa korban ke arah Porsea. Alasan untuk makan.

Selesai makan, mereka pun putar balik.

Lalu mereka membawa korban ke salah satu SD Negeri di Laguboti. Korban pun dibawa ke salah satu ruangan kelas.

Lalu tiga orang masuk dan memerkosa korban secara bergantian. Sedangkan  lainnya berjaga di luar. Setelah diperkosa bergilir, korban pun pulang jalan kaki.

"Saya dibawa ke sana sudah pagi-pagi itu. Ada 8 orang membawa saya, empat sepeda motorlah. Saya dibawa ke kelas IA. Ada tiga orang yang melakukannya samaku," ujarnya saat disambangi di rumahnya pada Senin (9/11/2020).

Bercak darah yang ada di lokasi gedung sekolah diakui korban merupakan hasil perbuatan bejat ketiga orang tersebut.

"Bajuku pun berdarah-darah. Tiga oranglah yang memaksaku. Aku merasa malu sama teman-teman di sekitar ini," ujarnya sambil tertunduk dan menahan tangisan.

tribunnews
Korban bersama ibunya MS (40) saat disumbangi di rumahnya, Senin (9/11/2020) (MAURITS PARDOSI/TRIBUN MEDAN)

Korban Trauma

Hingga saat ini, korban masih terlihat lemas dan menyampaikan bahwa dirinya masih trauma dan takut melihat orang lain, apalagi lelaki yang belum dikenalnya.

"Masih takut, apalagi lelaki yang belum kukenal," pungkasnya.

Di rumah korban terlihat sejumlah warga tengah berkumpul memberikan penyemangatan kepada korban FS (17).

Ibu korban, M boru Siagian (40) mengatakan, putrinya memang dikenal sebagai sosok pendiam dan masih polos dan tidak ada berpikiran negatif.

"Dia ini pendiam, dia ini tidak tahu apa-apa. Makanya kami kaget," ungkap M boru Siagian dengan raut kesedihan saat ditemui di rumahnya.

“Saya mau mereka dihukum seberat beratnya. Jujur kami sekeluarga sangat terpukul dengan peristiwa ini. Anak saya ini anak baik, jarang keluar malam dan selalu pulang tepat waktu. Tolong pelaku dihukum mati,” lanjutnya.

Ternyata Pelaku Rudapaksa Sudah Pernah Beraksi di Laguboti.

Lokasi rudapaksa korban oleh sekelompok orang adalah sebuah gedung SD di kawasan Laguboti yang tengah kosong. Pasalnya, siswa di sekolah tersebut tengah belajar  daring akibat pandemi Covid-19.

Seorang yang diduga pelaku rudapaksa tersebut dikenal oleh seorang warga berinisial PS (50), yang berdomisili di Desa Sibuea.

Keluarga seorang yang diduga pelaku ternyata tidak jauh dari kediaman PS dan terduga pelaku kerap membawa perempuan ke kawasan tersebut.

"Terkait dugaan pemerkosaan atau pelecehan seksual yang dialami seorang anak sekolah di wilayah Kecamatan Laguboti ini, persisnya SD Negeri II Laguboti, kebetulan seorang terduga pelakunya yang berinisial RN sudah beberapa kali. Sudah saya ingatkan atas tindak-tanduknya yang melakukan keresahan di tempat ini," ujar PS, Senin (9/11/2020) di lokasi kejadian.

Seorang Terduga Pelaku Sudah sering membawa perempuan ke rumah neneknya.

Ternyata lelaki yang berinisial RN tersebut kerap membawa perempuan ke rumah neneknya.

"Kebetulan, ia sering membawa perempuan ke rumah neneknya. Jadi warga Desa Sibuea juga sudah resah juga karena perbuatan beliau ini," sambungnya.

Sebelum kejadian rudapaksa di gedung SD tersebut, ia sudah mengingatkan atau menasehati yang diduga pelaku atas perbuatannya selama ini.

Sebelum melakukan aksi, yang diduga sindikat ini ternyata sudah berkumpul di rumah nenek RN.

Alasan perkumpulan tersebut adalah untuk membuat surpise dengan dasar ayah dari anggota sindikat tersebut ulang tahun.

"Saya lihat mereka ngumpul-ngumpul di rumah nenek pelaku, RN. Katanya, mereka ada acara karena bapak dari salah satu dari mereka ulang tahun, mau buat surprise. Jadi orang itu ngumpul-ngumpul di situ, saya kira orang itu sudah mabuk," tuturnya.

"Mereka juga sering pesan minuman kok sama kedai yang depan rumah neneknya itu. Besoknya saya dengar bahwa ada kejadian atau tindak-tanduk seperti ini," lanjutnya.

Sejumlah Pelaku Ditangkap Polisi dan Masih Dilakukan Pemeriksaan

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Toba AKP Nelson Sipahutar membenarkan kejadian tersebut dan pihaknya masih melakukan pemeriksaan.

Bahkan adanya sejumlah Terduga pelaku telah diamankan.

Direncanakan, kasus tersebut akan dipaparkan oleh pihak kepolisian di Mapolres Toba pada Selasa (10/11/2020).

“Benar sudah ada kita tangkap beberapa orang," ungkapnya di Polres Toba, Kabupaten Toba pada Senin (9/11/2020).

"Besok semuanya akan kita paparkan. Saat ini, kita masih melakukan pemeriksaan kepada orang yang yang terlibat dalam rudapaksa tersebut," lanjut dia.

Sumber: Tribun Medan


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel