Ruliana Br Gultom Histeris Peluk Tiga Peti Jenazah Anaknya saat Lagu Perpisahan Marsirang Ma Hape


Ruliana Br Gultom Histeris Peluk Tiga Peti Jenazah Anaknya saat Lagu Perpisahan Marsirang Ma Hape

Tidak dapat digambarkan dengan kata-kata bagaimana kesedihan seorang ibu melepas jasad tiga buah hati yang meninggal dalam tabrakan maut melibatkan 12 kendaraan, Kamis (19/11/2020).

Ruliana Boru Gultom harus kehilangan semua anak-anaknya menghadap Sang Pencipta bersama sang kakek (opung) Hotdiman Sidabutar (58).

Ketiga buah hatinya adalah: Love Viona Angely Sidabutar/Viona (7), Fincent Frey Amsal  Sidabutar/Amsal, dan (6) Digibran Natanael Sidabutar/Gibran (3).

Rulina kembali histeris saat lagu perpisahan Marsirang ma hape (Berpisah Akhirnya) dilantunkan sebelum jenazah diberangkat ke pemakaman, Sabtu (21/11/2020).

Lagu perpisahan Marsirang ma hape (Berpisah Akhirnya) sejatinya ditujukan untuk melepas kepergian seorang ibu menuju peristirahatan terakhir.

Agar sesuai dengan situasi dengan kepergian Hotdiman Sidabutar dan tiga cucunya, lirik lagu diubah.

Saat lagu Marsirang ma hape (Berpisah Akhirnya) dilantunkan, Ruliana Boru Gultom memeluki ketiga peti jenazah buah hatinya.

Pemandangan serupa juga dilakukan sang ibu mertua Lazaria Boru Situmeang meratapi kepergian suaminya Hotdiman Sidabutar.

Foto Viona dan dua adiknya Amsal dan Gibran (facebook)

Ini lirik asli lagu Marsirang ma hape :

MARSIRANG MA HAPE
AU SIAN HO INANG
MARABUR ILU AU INANG
LAO PABORHATTONHO 
BORHAT NAMA HO
BORHAT TU NADAO
NASO HAULAHAN I...
TUHASONANGAN I...

MARPUNGU DO DISON
SUDE PINOPPARMI
MAKKALIANGI BAKKEMI
LAO PABORHATTON KO
BORHAT NAMA HO
BORHAT TU NADAO
TADING MA HAMI DISON
SUDE PINOPPARMI...

UJU DI NGOLUMI,
GODANG DO PODAMI
TUNG NASO JADI MOSE I,
SIAN BAGAS ROHAKKI

HUPASAHATMA, 
HO TU TUHANI
PAIMA SOGOT HADUAN,
PAJUPPANG DOHOT HO

SONANG MA ROHAMI,
MANOPOT TUHAN I
RADE DIBAEN INGANAN MI,
DI SIAMUNNAI

HUPASAHATMA, 
HO TU TUHANI
JESUS MA HAPOSANKI

Sebelumnya saat ditemui tribun-medan.com di ruang jenazah RSUD Djasamen Saragih Pematangsiantar, beberapa jam setelah kecelakaan, Ruliana menjerit tangis didampingi keluarga.

Tangis Ruliana pun coba diredam keluarga silih berganti yang datang menghampiri.

"Sia-sia semua pengorbananku, semuanya habis, merekanya hartaku.

Gak ada lagi yang menghibur aku. Truk kurang ajarnya itu,” jerit Ruliana yang tinggal di Km 4 Simpang, Karang Anyer Kelurahan Dolok Marlawan Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun.

Hotdiman Sidabutar merupakan Serda (Purnawirawan) sempat berdinas di Kodim 0207/ Simalungun sebelum pensiun, dilepas secara militer.

Danramil 08/Siantar Kapten (Arh) Pandapotan Siagian memimpin jalannya prosesi persemayaman militer di rumah duka.

Ia menyampaikan duka cita yang mendalam.

"Kita turut berduka cita dengan meninggalnya rekan kita, sahabat kita Serda Purnawirawan Hotdiman Sidabutar," ujar Kapten (Arh) Pandapotan Siagian di hadapan jenazah, keluarga dan pelayat ramai.

"Kepada seluruh hadirin, marilah kita bersama sama memanjatkan doa khadirat Yang Maha Kuasa, semoga segala kesalahan dan kehilafan almarhum dapat diampuni dan amal baktinya diterima di sisi Tuhan Yang Maka Kuasa," lanjut Pandapotan.

Peti jenazah Hotdiman dibalut bendera merah putih.

Tiga cucunya Viona, Amsal dan Gibran terbaring di dalam peti coklat.

Keempat jenazah selanjutnya dimakamkan di pemakaman keluarga di Huta Pardamean, Nagori Dolok Marlawan, yang berjarak lebih kurang 1,5 km dari rumah duka.

Prosesi pemakaman militer pun dilanjutkan di atas liang kubur Hotdiman bersama ketiga cucunya.

Terdengar tembakan salvo dari para prajurit pengusung saat jenazah Hotdiman lambat laun masuk ke liang kubur.

"Atas nama Indonesia, segenap jiwa, kami serahkan ke pangkuan Ibu Pertiwi Hotdiman Sidabutar.

Semoga jalan darma bakti yang ditempuhnya menjadi suri tauladan bagi kita semua," ujar Pandapotan.

''Selamat jalan tulang yg baik
Selamat jalan anak2ku sayang, Viona-Amsal-Gibran
Jadilah pendoa utk kami yg berziarah dibumi ini...
Untuk Nantulangku dan edaku Ma Viona, Iman dan Pengharapan akan memberi kekuatan yg luarbiasa

Surga akan menjadi tempat mereka,'' tulis Angelina Pidamoris Sinaga

''Selamat jalan buat Tulang kami (Op.Viona) dan ketiga adik2 kami Viona,Amsal,Gibran 
Inilah kata2 dan bunga terakhir utk kalian yg kami kasihi dr gang Mawar

Buat nantulang (Op.Viona) dan edak viona begitu jg ito viona tetap kuat dan sabar menghadapi duka ini
Tuhan lah sumber penghiburan buat keluarga ini,'' tulis Juniar Malau.

Korban Lain Menjalani Perawatan 

Peristiwa tragis kecelakaan beruntun yang terjadi di Jalan Asahan, Batu IV, Kelurahan Dolok Marlawan, Kabupaten Simalungun, Kamis (19/11/2020) pagi sekitar Pukul 09.30 WIB kemarin telah menghilangkan nyawa lima pengendara.

Selain Hotdiman Sidabutar dan tiga cucunya, satu lagi korban jiwa adalah Charles Sianipar (45), warga Jalan Bunga Zaitun, Kecamatan Siantar, Simalungun. 

Sementara di sisi lain, sejumlah korban luka luka masih menjalani perawatan di RS Vita Insani Pematangsiantar. 

"Ada lima korban luka-luka yang kutangani, sejauh ini kondisi lebih membaik dari sebelumnya," singkat Sutrisno Dalimunthe, Humas RSU Vita Insani Pematangsiantar.

Seperti diberitakan sebelumnya daftar korban luka adalah: 

- Desy Noviyah Hutabarat (29) warga Jalan Viyata Yudha, Komplek Permai, Kota Pematangsiantar

- Mulyadi Harahap (72) Jalan Merauke

- Sudarman (40) warga Huta Margu Mulio, Kecamatan Gunung Malela, Kabupaten Simalungun

- Arbain (34) warga Bah Bayu, Kelurahan Kerasaan, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun

- Sri Eka Novriany (38) Warga Jalan Merpati.

Satlantas Polres Simalungun menetapkan Suratman (57), sopir Fuso maut sebagai tersangka.

Kasat Lantas AKP Jodi Indrawan menjelaskan Suratman  dalam keadaan sehat dan di luar pengaruh narkotika maupun infeksi Covid-19.

"Sudah dites urine dan hasilnya negatif. Termasuk juga kita lakukan rapid test, hasilnya negatif Covid-19," ujar AKP Jodi Indrawan kepada wartawan.

Adapun Truk Fuso nomor polisi BM 8238 ZU yang dikendarai Suratman mengangkut muatan bubur kertas dari Porsea, Kabupaten Toba menuju arah Perdagangan, Kabupaten Simalungun.

Namun Jodi tak menjelaskan secara gamblang berapa muatan truk maut tersebut.

"Tonase itu wewenangnya Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Nanti akan kami mintakkan keterangan staf ahli dari Kemenhub yang menyatakan bahwa kendaraan tersebut bermuatan lebih atau tidak," ujar Jodi.

Namun pria yang akan menjabat Kasatlantas Polres Asahan menyampaikan riwayat produksi mobil adalah tahun 1998.

Dari penyelidikan awal, Jodi tak menampik tonase muatan truk melebihi daya angkutnya.

Lagi-lagi ia tak berani berbicara dengan alasan wewenang.

"Untuk penyelidikan awal kami kelebihan muatan. Tapi itu dari Kementerian Perhubungan ya yang berwenang," ujar Jodi.

Sementara Suratman (57) sopir truk yang ditetapkan sebagai tersangka dengan pasal 310 UU Lalu lintas mengaku tak menduga peristiwa ini terjadi.

Ia tak punya firasat apa-apa, mobil yang dikendarainya menghantam 12 kendaraan dan menewaskan 5 orang.

"Tiba-tiba ini. Kami biasa ngecek minyak rem, oli dan air cukup. Gak ada kebocoran. Aman," singkatnya saat ditemui di ruangan Unit Laka Polres Simalungun.

Ia baru mengetahui kondisi rem truk blong saat di Simpang Lampu Merah Jalan Asahan (simpang Rambung).

Suratman juga telah memberikan peringatan kepada pengendara lain bahwa truknya bermasalah.

Suratman mengaku mencoba berteriak teriak, namun teriakannya itu tak terdengar.

Upaya lain dengan membunyikan klakson juga tak terdengar sebab anginnya habis.

"Minta maaf kepada korban, apalagi sampai ada meninggal. Saya tidak sengaja sembunyi. Tidak ada niat lari (kabur), karena siap itu saya menyerahkan diri ke polisi," pungkasnya.

Sumber: Tribun Medan

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel