Nasib Katarina, Wisuda Online di Hutan, Terpaksa Demi Sinyal, Sampai Memohon ke Jokowi

 


Beredar foto mahasiswi wisuda online di hutan menjadi viral di media sosial. 

Momen mahasiswi wisuda online di hutan ini terpaksa dilakukan demi mendapatkan sinyal internet yang tidak ada di desanya.

Melihat perjuangan salah satu warganya, bahkan Wakil Bupati Flores Timur sampai memohon sesuai kepada Presiden Jokowi. 

Sebuah potret seorang mahasiswi bernama Katarina Oa Jebe wisuda online di hutan viral di media sosial.

Mungkin sekilas tak ada yang janggal dalam potret itu, tetapi ada alasan pilu di baliknya.

Lantaran nihil jaringan internet di tempat tinggalnya, Katarina Oa Jebe, seorang mahasiswi asal Dusun Wairbeno, Desa Baya, Kecamatan Adonara Tengah, Kabupaten Flores Timur, NTT, terpaksa melangsungkan wisuda online di hutan.

Dalam video yang viral di Facebook Wollo Optimal, Katarina nampak duduk dengan mengenakan toga dan pakaian wisuda lengkap didampingi orangtuanya. 

Tampak juga sebuah tenda dan balon yang bertuliskan "Congrats" sebagai ucapan selamat atas diwisudanya mahasiswi tersebut.

Sementara latar di belakang mereka nampak pepohonan rimbun.

xxx
Viral di media sosial sebuah video yang menunjukkan seorang mahasiswa tengah mengikuti wisuda daring diwisuda hutan bersama kedua orangtua dan sanak keluarga. (Tangkapan layar) 

Katarina melangsungkan wisuda online di hutan di wilayah perbukitan supaya bisa mendapatkan jaringan internet.


Di video itu juga terlihat beberapa orang yang berjarak sekitar 6 meter dari mahasiswi tengah duduk.

“Katarina Oa Jebe, S.K.H, seroang putri dari Dusun Wairbeno, Desa Baya, Kecamatan Adonara Tengah, Kabupaten Flore Timur, pada hari ini mengikuti acara wisuda online. Karena sinyal internet terbatas akhirnya melangsungkan acara wisuda di hutan Gaharu,” tulis Wollo dalam unggahannya.

Unggahan tersebut pun ramai dikomentari warganet hingga ratusan kali dibagikan di berbagai grup Facebook.

Elias Wollo, salah satu anggota keluarga Katarina mengatakan, penyebab sepupunya melangsungkan wisuda online di kebun lantaran nihil jaringan internet.

“Iya, benar. Tadi saudari sepupu saya mengikuti wisuda online di kebun karena di kampung susah sinyal. Makanya, untuk bisa koneksi internet, kami terpaksa harus ke kebun. Di situ kebetulan ada jaringan internet,” ujar Elias, dikutip dari Kompas.com.

Elias mengatakan, Katarina didampingi orangtuanya dan beberapa anggota keluarga lainnya saat diwisuda.

Ia menuturkan, warga Desa Baya memang masih kesulitan mengakses jaringan internet. 

“Saat ini memang, kami di Desa Baya masih susah dapat jaringan internet. Kami harus keluar rumah untuk bisa akses internet. Harapannya, kondisi hari ini bisa menjadi perhatian serius pemerintah,” ungkap Elias.

Wakil Bupati Flores Timur, Agus Boli sudah mengetahui terkait wisuda daring di kebun yang viral itu.

Dia membenarkan soal nihilnya jaringan internet di wilayah tersebut.

"Iya, memang benar. Itu karena memang wilayah di sini masih ada yang belum tersentuh jaringan internet. Karena itu mohon Bapak Presiden, Bapak Menteri Kominfo agar membangun jaringan Telkomsel di wilayah-wilayah yang belum terjangkau jaringan internet," ungkap Agus.

Agus mengatakan, di zaman revolusi industri 4.0, jaringan memang sangat penting, karena sudah menjadi kebutuhan primer untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, pendidikan, hingga kesehatan.

Bukan Kali Pertama, Tenaga Medis Pun Sulit Sinyal

Mirisnya perjuangan para tenaga medis di pedalaman Flores, geser dikit sinyal hilang.

Di pedalaman Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur ( NTT), para tenaga menghadapi tantangan berat.

Dalam berkomunikasi perihal obat-obatan, mereka harus terlebih dulu mencari lokasi khusus.

Sebab, belum semua lokasi terjangkau jaringan telepon dan internet.

Hal itu seringkali membuat proses pengobatan pasien menjadi terhambat.

Tak ada sinyal di dalam Puskesmas

Salah seorang apoteker, Anjelus Martinus membenarkan, sulit mendapatkan sinyal di wilayahnya, Desa Hebing, Kecamatan Mapitara, Kabupaten Sikka, NTT.

Di dalam Puskesmas Mapitra, tempatnya bekerja, bahkan sama sekali tak ada sinyal.

Mereka harus keluar dan berdiri di bawah sebuah pohon besar untuk mendapatkan sinyal.

Setelah berhasil mendapatkan sinyal, para tenaga medis itu pun harus berdiri mematung agar sinyal tak menghilang.

"Itu kalau sudah ada, jangan geser. Kalau geser, sinyal langsung hilang," tutur Anjelus, Senin (27/7/2020).

Terlambat mendapat informasi dari gudang obat

Keadaan itu tentu saja menyulitkan bagi para tenaga medis.

Sebab mereka membutuhkan kecepatan untuk berkonsultasi mengenai obat yang harus diberikan pada pasien.

Anjelus bercerita, dirinya juga selalu telat mendapatkan informasi dari gudang obat karena sulitnya jaringan.

"Saat ada undangan pertemuan di gudang obat yang undangan via WhatsApp, saya selalu terlambat.

Itu tadi, mau dapat informasi kan harus terkoneksi dengan internet. Kami di sini tidak ada jaringan internet," tutur Anjelinus.

Ia berharap, pemerintah daerah segera mengambil tindakan sehingga para petugas medis lancar menjalankan tugasnya mengobati pasien.

Artikel ini sudah tayang di Surya Malang dengan judul : Foto Mahasiswi Wisuda online di Hutan Viral, Terpaksa Demi Sinyal, Wabup Sampai Mohon ke Jokowi

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel