Bobol Uang Tunai Kasino Rp 190 Miliar Seberat 290 Kg, Wanita Eksekutif dari Malaysia Diburu Korea


 

Bobol Uang Tunai Kasino Rp 190 Miliar Seberat 290 Kg, Wanita Eksekutif dari Malaysia Diburu Korea

Seorang wanita berkewarganegaraan Malaysia menjadi buruan kepolisian Korea Selatan karena diduga terlihat dalam pembobolan dana tunai kasino Jeju Shinhwa World.

Landing International Development Ltd, pemilik dan operator Jeju Shinhwa World yang berbasis di Hong Kong, mengumumkan kehilangan uang tunai sebesar 14,56 miliar won setara US $ 13,38 juta atau sekitar Rp 190 miliar.

“Dewan direksi perusahaan ingin menginformasikan kepada para pemegang saham dan calon investor perusahaan bahwa pada tanggal 4 Januari 2021, manajemen grup menemukan bahwa dana tertentu berjumlah sekitar 14,56 miliar won… yang disimpan di Jeju, Korea Selatan, hilang, ” ujar Landing International dalam situsnya.

Bersamaan dengan hilangnya uang tunai dalam pecahan Rp 50 ribu won, uang kertas pecahan terbesar, seorang eksekutif yang bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan menghilang dan belum kembali setelah berlibur tahun baru.

“Saat ini, manajemen grup tidak dapat menjangkau eksekutif yang bertanggung jawab atas dana tersebut.

Perusahaan segera melaporkan kejadian tersebut ke polisi di Korea Selatan dan mereka sedang menyelidiki insiden tersebut, ” katanya.

Pinta masuk ke kasino Jeju Shinhwa World (yonhap)

Seorang petugas polisi senior di Kantor Polisi Jeju mengkonfirmasi bahwa penyelidikan sedang berlangsung.

“Saya belum bisa menjelaskan secara detail karena kasusnya masih dalam penyelidikan,” ujarnya.

Keberadaan eksekutif berusia 50-an itu belum diketahui setelah pergi berlibur pada akhir Desember.

Polisi di Jeju mengamankan rekaman kamera keamanan dari kasino, tetapi rekaman pada saat pencurian telah dihapus, menurut Yonhap.

Polisi menduga pembobolan melibatkan sejumlah pelaku karena uang tunai yang hilang seberat 290 kilogram terlalu besar dan berat diangkat satu orang.

Berat 500 juta won dalam pecahan uang kertas 50.000 won sekitar 10 kilogram.

Sehingga total uang tunai yang hilang setidaknya akan berbobot 290 kilogram.

"Uang tersebut tampaknya telah dicuri bertahap selama tujuh hingga delapan bulan," kata seorang petugas di Kantor Polisi Seogwipo.

"Tapi tampaknya pencurian itu tidak disadari karena uang dalam jumlah besar selalu disimpan di brankas."

Uang yang hilang bukan milik Jeju Shinhwa World atau Landing Casino, tetapi Landing International Development, perusahaan induk dari Landing Entertainment Korea.

Penyelidik juga mengatakan uang tunai masih bisa berada di pulau itu karena sulit untuk memindahkan uang tunai dalam jumlah besar ke luar negeri melalui bandara atau pelabuhan.

Landing International Development adalah perusahaan induk investasi dengan kepentingan di resor dan bisnis game.

Di Korea Selatan, proyek Jeju Shinhwa World-nya mencakup empat hotel mewah, kondominium berlayanan, taman hiburan, dan kompleks perbelanjaan.

Jeju Landing Casino, tempat perjudian khusus orang asing, dibuka pada Maret 2018.

Jeju Landing Casino adalah kasino terbesar kedua di negara ini setelah Paradise City di Incheon.

Kasino, salah satu yang terbesar di Korea Selatan, telah terpukul keras oleh pandemi Covid-19 yang berkepanjangan dan membatasi penerbangan internasional.

Setelah pengumuman tersebut, saham Landing di Hong Kong jatuh 7,6 persen ke rekor terendah pada Senin (4/1/2021), sebelum rebound 6,4 persen pada Selasa (5/1/2021).

Kasus perampokan dan pembobolan kasino yang dilakukan mantan karyawan juga menimpa Hotel Resorts World Manila, Filipina, 2 Juni 2017.

Sebanyak 37 orang tewas termasuk pelaku.

Pelaku mencoba menggasak harta benda di tempat itu dan mengancam para penjudi dengan senjata api.

Tak hanya itu, dia juga membakar meja poker yang membuat orang-orang di dalamnya tewas karena kehabisan napas.

Pelaku mantan pegawai keuangan di kasino yang tak bisa berhenti main judi sampai terlilit banyak utang.

"Pelaku bernama Jesse Carlos, dia adalah mantan pegawai divisi keuangan di kasino itu.

Kepada keluarganya dia mengaku berutang senilai USD 80.000 (setara Rp 1 miliar) gara-gara kecanduan judi," kata Kepala Kepolisian Oscar Albayalde, seperti dilansir dari laman the Guardian, Minggu (4/6/2017).

Albayalde menuturkan keterangan didapat dari keluarga pelaku semakin menguatkan pernyataan bahwa insiden ini tidak ada hubungannya dengan tindakan terorisme. 

Dalam sebuah pernyataan resmi, Presiden Rodrigo Duterte mengungkapkan pernyataan serupa dengan otoritas penegak hukum yang menangani kasus ini.

"Penyerang (di kasino) itu cuma orang gila. Ini bukan tindakan ISIS. Aksi teror ISIS pasti lebih kejam dan brutal dari ini," ujarnya.

Namun sebelum sempat dimintai keterangan, pelaku memilih bunuh diri usai melakukan aksinya.

"Dia bunuh diri dengan cara membakar diri di kamar hotel 510. Dia tidur di ranjang kemudian menutupi tubuh dengan selimut dan mengguyurkan bahan bakar," kata Kepala Kepolisian Nasional Filipina Ronald dela Rosa.


Sumber: Tribun Medan

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel