Gelombang Besar, Angin Kencang, Terdengar Teriakan di Perairan Kepulauan Seribu, Kopaska Sigap
"Gelombang di sekitar perairan Kepulauan Seribu pada hari ini memang agak tinggi, bisa dua hingga tiga meter sehingga untuk kapal nelayan berukuran kecil berisiko mengalami masalah," ungkap Rasyid.
Sebelumnya, Perwira Staf Operasi Zatkopaska Koarmada I Letkol Laut (P) Mukawat menjelaskan empat "sea riders" Kopaska mengantarkan temuan kotak hitam Flight Data Recorder (FDR) ke JICT II Tanjung Priok pada Selasa (12/1) petang.
Kemudian di Rabu pagi, mereka kembali ke sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang untuk melanjutkan operasi pencarian korban dan serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Saat mereka melintas di antara Pulau Bidadari dan Pulau Untung Jawa, mereka mendengarkan teriakan minta tolong dari kapal nelayan.
"Saat itu cuaca buruk dengan gelombang besar dan angin kencang," kata Mukawat.
Di kapal itu, mereka menemukan dua nelayan, salah satunya telah meninggal dunia.
Para personel pun melaporkan kepada pimpinan untuk mengevakuasi jenazah sebelum melanjutkan operasi penyelaman pesawat Sriwijaya Air.
"Jenazah lalu dibawa ke pesisir terdekat, yakni Tanjung Pasir, Tanggerang, menggunakan Sea Rider-19," ujar Mukawat.
Tiba di Tanjung Pasir, jenazah diserahkan kepada Komandan Pos AL untuk dilakukan penangan lebih lanjut.