Ikan Hiu Gigit Kabel Bawah Laut Sebabkan Indihome dan Telkomsel Gangguan? Berikut Ini Faktanya


Sejak terjadinya gangguan jaringan internet Indihome dan Telkomsel karena gangguan pada kabel bawah laut, berbagai misinformasi dengan beragam narasi beredar di media sosial.

Dua misinformasi yang dipastikan hoaks adalah informasi yang menyebutkan kerusakan kabel bawah laut karena gigitan hiu dan internet akan mati selama 6 hari karena perbaikan tengah dilakukan.

Kedua informasi ini sudah dinyatakan tidak benar oleh Telkom.

Terbaru, beredar narasi yang menyebutkan, layanan internet berbagai provider akan mati pada 24-30 September 2021.

Informasi ini beredar di media sosial TikTok, Facebook hingga aplikasi berbagi pesan WhatsApp. 

Beberapa di antaranya juga menyebut internet akan mati karena adanya perbaikan kabel bawah laut palapa ring tengah Link Ondong Tahuna. 

Tangkapan layar video Facebook, seekor hiu diklaim jadi penyebab gangguan internet Telkom

“Mulai tanggal (24-30) jaringan internet akan mati total di seluruh Indonesia, jaringan Indosat, Telkomsel, axis dll dan bahkan jaringan seluler biasa pun akan mati total krna adanya perbaikan kabel internet di bawah laut pengumuman ini berlaku di stiap kecamatan / provinsi masing” Dan di sosial media, selamat menikmati tanpa jaringan apapun,” demikian narasi yang diunggah salah satu akun TikTok.

Unggahan itu telah disukai lebih dari 95.000 pengguna, dibagikan ulang lebih dari 60.000 kali dan dikomentari lebih dari 6.000 kali. Unggahan itu juga telah ditonton lebih dari 3,2 juta kali.

Di aplikasi berbagi pesan WhatsApp juga menyebar informasi mengenai hal ini dan beredar pula di media sosial Facebook.

Benarkah informasi mengenai matinya internet pada 24-30 September 2021?

Konfirmasi

Berdasarkan konfirmasi yang dikutip dari Kompas.com, informasi yang menyebut matinya seluruh jaringan internet pada 24-30 September 2021 adalah tidak benar.

Bantahan itu salah satunya disampaikan oleh provider Indosat yang juga disebut narasi informasi yang beredar.

“Berkaitan dengan kabar bahwa layanan internet akan mati total pada 24-30 September 2021, maka dapat kami sampaikan bahwa hal tersebut adalah tidak benar. Indosat Ooredoo berkomitmen untuk selalu memberikan pelayanan dan pengalaman telekomunikasi digital terbaik kepada pelanggan,” ujar Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Steve Saerang saat dihubungi Kompas.com, Kamis (23/9/2021).

Sebelumnya, pihak Telkom juga menyampaikan bantahan mengenai informasi yang menyebar yang menyebut adanya layanan internet mati selama 6 hari akibat perbaikan kabel bawah laut.

“Sehubungan dengan beredarnya video terkait penyambungan kabel bawah laut di platformTiktok yang diduga milik Telkom serta pemberitaan mengenai gangguan internet yang akan mati selama 6 hari, dapat kami sampaikan bahwa berita dan video tersebut adalah hoaks,” ujar SVP Corporate Communication & Investor Relation Telkom Ahmad Reza, seperti diberitakan Kompas.com, Selasa (21/9/2021).

Sementara itu, PT Len Telekomunikasi Indonesia (PT LTI), melalui laman resminya juga membantah informasi yang menyebut adanya internet mati pada 24-30 September 2021 karena adanya perbaikan kabel bawah laut Palapa Ring di wilayah Ondong Siau, Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara.

“PT LTI menyatakan bahwa berita tersebut tidak benar,” kata Humas & Perencanaan Perusahaan PT LTI Agri Suramanggala.

Agri mengatakan, perbaikan kabel laut memang akan dikerjakan di Link Ondong Siau-Tahuna.

Akan tetapi, bisa dipastikan hal tersebut tidak akan menyebabkan jaringan mati total.

Ia menekankan, operator sudah menyatakan komitmennya untuk memberikan back up layanan sehingga layanan internet tetap tersedia selama proses perbaikan.

PT LTI merupakan Badan Usaha Pelaksana (BUP) dan anak perusahaan PT Len Industri (Persero) yang ditugaskan untuk melaksanakan Pembangunan dan Pengelolaan Jaringan Tulang Punggung Serat Optik Palapa Ring Tengah.

Palapa Ring Paket Tengah terdiri dari 1.326 Km kabel darat dan 1.787 Km kabel bawah laut melayani akses informasi di 17 Kota/Kabupaten (Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara).

Jaringan backbone tersebut beroperasi secara komersial sejak 21 Desember 2018 dan dibangun sejak tahun 2016.


(sumber kompas.com)


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel