Melihat Perjuangan Anak SD Naik Kotak Styrofoam Seberangi Sungai Demi Bisa Bersekolah


Anak sekolah nekat seberangi sungai menggunakan gabus styrofoam agar bisa ke sekolah.

Bocah SD yang masih mengenakan seragam sekolah tersebut tampak duduk di atas gabus styrofoam dan mendayungnya menggunakan tangan.

Video bocah SD ke sekolah naik styrofoam menyeberang sungai untuk pergi ke sekolah itu pun viral di media sosial.

Dalam video sekitar 1 menit yang beredar luas itu tampak seorang anak laki-laki memakai baju dina sekolah mendayung styrofoam di tengah arus sungai yang mengalir cukup deras.

Pengunggah menyertakan narasi bahwa bocah tersebut menyeberangi sungai naik busa (styrofoam) demi ke sekolah karena tidak ada akses jembatan.

Dalam video itu, tampak seorang bocah berada dalam kotak styrofoam atau kerap disebut busa menyeberangi sungai.

"Seorang anak kecil yang mau berangkat sekolah dengan naik busa karena tidak ada akses jembatan. Demi menuntut ilmu seorang anak SD, coba," ucap pria yang merekam.

Anak SD naik gabus styrofoam menyeberangi sungai di Desa Kuala Dua Belas, Kecamatan Tulung Selapan, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel).
Anak SD naik gabus styrofoam menyeberangi sungai di Desa Kuala Dua Belas, Kecamatan Tulung Selapan, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel). (Twitter.com)

Terkini, peristiwa tersebut terjadi di Desa Kuala Dua Belas, Kecamatan Tulung Selapan, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel).

Kades Kuala Dua Belas, Hartoni, mengatakan styrofoam yang digunakan siswa untuk menyebarang itu umumnya digunakan untuk membawa hasil tangkapan laut yang dibekukan seperti udang dan ikan.

Menurutnya, di desa itu, jembatan ke sekolah bukan prioritas utama mengingat bukan akses utama perlintasan masyarakat.

"Kami yang berada di perairan seperti ini terbiasa menggunakan tranportasi air karena lebih mudah aksesnya," ucap Hartoni, Kamis (23/09/2021).

Hartoni menambahkan Desa Kuala Sungai 12 terdiri dari beberapa dusun dengan jumlah penduduk mencapai 540 Kepala Keluarga (KK).

Sebagian besar warga menetap di daratan sementara sebagian lain menyebar di kuala-kuala atau muara laut Selat Bangka tersebut.

Bagi warga yang menetap di kuala transportasi utama meraka adalah perahu sampan, getek maupun speedboat.

"Ada sekitar seratusan KK yang menetap di kuala tersebut. Mata pencaharian mereka adalah nelayan dan sarang burung wallet. Tranportasi utama mereka melalui jalur air. Secara ekonomi mereka cukup sejahtera dari hasil laut dan burung wallet," kata Hartoni.

Hartoni membenarkan adanya anak yang menyeberang melewati sungai.

Ia mengatakan sekolah dasar (SD) tersebut berada Dusun Buntuan Kuala Sungai Dua Belas.

Di Desa tersebut, ucapnya, terdapat dua Sekolah Dasar (SD), yaitu di Dusun Darat dan Dusun Buntuan.

"Siswanya paling banyak di SD Darat, sebagian di Dusun Buntuan tadi," terangnya.

Menurutnya, anak-anak memang terbiasa menggunakan styrofoam tersebut untuk bermain-main di Sungai.

"Jadi itu bukan mau berangkat sekolah, tapi bermain-main sepulang sekolah dan belum berganti baju. Itu biasa bagi anak-anak kami yang tinggal di laut seperti di sini. Sehari-hari mereka diantar orang tuanya menggunakan sampan untuk bersekolah dan orang tuanya orang mampu, bahkan punya speedboat," katanya.




Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel