PREMAN Makin Beringas, Ibu dan Anak Ditendangi Hingga Tersungkur, Pelaku Masih Berkeliaran


Aksi premanisme di Kota Medan dan sekitarnya makin menjadi-jadi.

Belum lagi selesai aksi preman berseragam OKP di Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Sei Sekambing C II, Kecamatan Medan Sunggal, yang memalak pedagang buah, kini aksi brutal preman kembali terjadi dan terekam kamera warga.

Kali ini, korbannya adalah Liti Wari Iman Gea.

Liti ditendangi hingga tersungkur oleh kelompok preman yang dikomandoi pria bernama Beny.

Menurut korban, peristiwa nahas itu terjadi pada Minggu (5/9/2021) kemarin.

Saat itu korban bersama anaknya yang masih berusia 12 tahun berdagang seperti biasa di Pasar Gambir (Pajak Gambir). 

Sekira pukul 07.00 WIB, datang preman minta uang lapak.

Uang yang diminta sebesar Rp 500 ribu.

Karena baru berjualan. Liti tidak menggubrisnya.

Kemudian sekira pukul 08.30 WIB, datang Beny Cs naik motor.

Dia langsung mengusir Liti dari lokasi sembari melontarkan kata-kata kasar dan rasis.

"Datang dia (Beny). Tak usah kau kasih becakmu di situ. Jangan jualan di situ," kata Liti menirukan perkataan Beny Cs, Selasa (7/8/2021).

Tak lama kemudian, suasana makin panas.

Liti yang tengah menjual sayur ditarik kemudian ditendang sebanyak dua kali.

Akibat penganiayaan itu, warga Desa Bandar Khalipah, Kecamatan Percut Seituan ini roboh.

Dia berusaha melawan, namun nahas anaknya juga dikabarkan sempat ditendang oleh para pelaku hingga trauma. 

"Dia langsung manggil teman-temannya. Di situ aku dikeroyok," kata Liti. 

Akibat kejadian itu, Liti mengalami memar di wajah kanan, hidung dan punggungnya.

Usai kejadian, mereka pun langsung melapor ke  Polsek Percut Seituan.

Laporan itu sesuai bukti lapor LP/B/1739/IX/2021/SPKT Polsek Percut Sei Tuan/Polrestabes Medan/ Polda Sumatera Utara.

Hingga saat ini, belum ada kejelasan soal laporan korban.

Laporan yang dilayangkan pada 5 September 2021 itu terkesan mengendap, karena pelaku belum ditangkap dan masih berkeliaran. 

"Saya minta supaya ditangkap. Masa aku dikeroyok laki-laki," katanya.

Preman Berseragam OKP

Beberapa waktu lalu, di Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Sei Sekambing C II, Kecamatan Medan Sunggal, sekelompok preman memalak pedagang buah bernama Dameria Hutauruk.

Dameria diancam, dan dagangannya diambil paksa oleh preman berseragam OPK biru, cokelat, hitam, hijau tersebut.

Sayangnya, sampai detik ini polisi tak menangkap para pelakunya.

Padahal para pelaku bisa saja melakukan aksi serupa terhadap Dameria, ataupun pedagang lain yang ada di Jalan Gatot Subroto, tak jauh dari komplek Tomang Elok tersebut.

Polisi 'Melempem'

Kepolisian Daerah Sumatera Utara dan jajaran selalu menggaungkan motto respon cepat dalam menangani tindak pidana.

Tapi faktanya, ketika ada pedagang yang dipalak preman berseragam OKP, polisi terkesan 'melempem'.

Sehingga motto respon cepat polisi dianggap cuma lips servis belaka.

"Layanan 110 yang disediakan polisi itu kan hanya opsi saja. Artinya, ketika sudah ada perbuatan yang mengarah pada tindak pidana, maka sudah sepatutnya polisi bergerak, minimal menyambangi Aksi premanisme di Kota Medan dan sekitarnya makin menjadi-jadi.

Belum lagi selesai aksi preman berseragam OKP di Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Sei Sekambing C II, Kecamatan Medan Sunggal, yang memalak pedagang buah, kini aksi brutal preman kembali terjadi dan terekam kamera warga.

Kali ini, korbannya adalah Liti Wari Iman Gea.

Liti ditendangi hingga tersungkur oleh kelompok preman yang dikomandoi pria bernama Beny.

Menurut korban, peristiwa nahas itu terjadi pada Minggu (5/9/2021) kemarin.

Saat itu korban bersama anaknya yang masih berusia 12 tahun berdagang seperti biasa di Pasar Gambir (Pajak Gambir). 

Sekira pukul 07.00 WIB, datang preman minta uang lapak.

Uang yang diminta sebesar Rp 500 ribu.

Karena baru berjualan. Liti tidak menggubrisnya.

Kemudian sekira pukul 08.30 WIB, datang Beny Cs naik motor.

Dia langsung mengusir Liti dari lokasi sembari melontarkan kata-kata kasar dan rasis.

"Datang dia (Beny). Tak usah kau kasih becakmu di situ. Jangan jualan di situ," kata Liti menirukan perkataan Beny Cs, Selasa (7/8/2021).

Tak lama kemudian, suasana makin panas.

Liti yang tengah menjual sayur ditarik kemudian ditendang sebanyak dua kali.

Akibat penganiayaan itu, warga Desa Bandar Khalipah, Kecamatan Percut Seituan ini roboh.

Dia berusaha melawan, namun nahas anaknya juga dikabarkan sempat ditendang oleh para pelaku hingga trauma. 

"Dia langsung manggil teman-temannya. Di situ aku dikeroyok," kata Liti. 

Akibat kejadian itu, Liti mengalami memar di wajah kanan, hidung dan punggungnya.

Usai kejadian, mereka pun langsung melapor ke  Polsek Percut Seituan.

Laporan itu sesuai bukti lapor LP/B/1739/IX/2021/SPKT Polsek Percut Sei Tuan/Polrestabes Medan/ Polda Sumatera Utara.


Hingga saat ini, belum ada kejelasan soal laporan korban.

Laporan yang dilayangkan pada 5 September 2021 itu terkesan mengendap, karena pelaku belum ditangkap dan masih berkeliaran. 

"Saya minta supaya ditangkap. Masa aku dikeroyok laki-laki," katanya.

Preman Berseragam OKP

Beberapa waktu lalu, di Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Sei Sekambing C II, Kecamatan Medan Sunggal, sekelompok preman memalak pedagang buah bernama Dameria Hutauruk.

Dameria diancam, dan dagangannya diambil paksa oleh preman berseragam OPK biru, cokelat, hitam, hijau tersebut.

Sayangnya, sampai detik ini polisi tak menangkap para pelakunya.

Padahal para pelaku bisa saja melakukan aksi serupa terhadap Dameria, ataupun pedagang lain yang ada di Jalan Gatot Subroto, tak jauh dari komplek Tomang Elok tersebut.

Polisi 'Melempem'

Kepolisian Daerah Sumatera Utara dan jajaran selalu menggaungkan motto respon cepat dalam menangani tindak pidana.

Tapi faktanya, ketika ada pedagang yang dipalak preman berseragam OKP, polisi terkesan 'melempem'.

Sehingga motto respon cepat polisi dianggap cuma lips servis belaka.

"Layanan 110 yang disediakan polisi itu kan hanya opsi saja. Artinya, ketika sudah ada perbuatan yang mengarah pada tindak pidana, maka sudah sepatutnya polisi bergerak, minimal menyambangi lokasi," kata Kepala Divisi Politik LBH Medan, Maswan Tambak, Senin (6/9/2021).

Wajah sejumlah preman yang sering memalak pedagang.(HO)
Wajah sejumlah preman yang sering memalak pedagang.(HO) (HO)

Maswan mengatakan, apa yang dialami sejumlah pedagang di Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Sei Sekambing C II, Kecamatan Medan Sunggal merupakan satu ironi, betapa polisi terkesan acuh dengan tindak arogansi preman berseragam OKP.

Sampai detik ini, pelaku yang terang-terangan sudah meresahkan tidak ditindak, bahkan ada kesan pembiaran.

Polisi cuma sekadar menunggu laporan.

Padahal, jika polisi tidak bertindak, dikhawatirkan kelompok preman berseragam OKP ini bisa saja melakukan tindakan yang lebih brutal lagi terhadap pedagang. 

"Kalau pedagang dipalak, pihak kepolisian sudah diberitahu tapi tidak merespon dengan baik, berarti ada fungsi pelayanan yang belum baik," katanya.

Maswan menjelaskan, peristiwa pemalakan yang terjadi di Kota Medan khususnya, dan Sumatera Utara pada umumnya sudah sering terjadi.

"Artinya harus ada upaya polisi untuk mengimbau kelompok OKP ini agar tidak memalak pedagang," tegasnya.

Sayangnya, Kanit Reskrim Polsek Sunggal AKP Budiman Simanjuntak selaku pemegang wilayah di lokasi pemalakan enggan merespon konfirmasi yang dilayangkan awak media.

Begitu juga dengan Plt Kasat Reskrim Polrestabes Medan Kompol Rafles Langgak Putra Marpaung, yang enggan memberikan komentar.


sumber tribun-medan.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel