Bermodal Nonton YouTube, Pemuda Asal Siantar Ini Mampu Konversi Plastik Jadi BBM

Pandri Syahputra Tarigan (41) Warga Jalan Family, Nagahuta, Kelurahan Setia Negara, Kecamatan Siantar Sitalasari menunjukkan minyak hasil olahan dari pembakaran sampah plastik, Sabtu (31/10/2020) kepada wartawan. 

Berawal dari nonton YouTube, Pandri Syahputra Tarigan (41), warga Jalan Family, Nagahuta, Kelurahan Setia Negara, Kecamatan Siantar Sitalasari, Kota Pematangsiantar mampu memecahkan masalah sampah plastik di wilayahnya.

Kegelisahan hatinya terkait masalah sampah plastik yang sulit terurai dalam lingkungan membuatnya menciptakan Distilator, yakni sebuah alat yang mampu menghasilkan Bahan Bakar Minyak (BBM) dari hasil pembakaran sampah plastik.

Ide Pandri, yang hanya seorang pria tamatan Sekolah Teknik Menengah (STM) asal Kota Pematangsiantar datang berawal saat tujuh tahun silam sempat merantau keluar Sumatera Utara (Sumut) menuju Bandung.

Waktu itu dirinya bersama teman kerjanya yang merupakan mahasiswa dari ITB, pernah berpikir bagaimana mengubah sampah plastik agar lebih bermanfaat.

"Saya dulu merantau (ke Bandung), jadi sama teman-teman di perantauan, dapat ide bagaimana caranya limbah plastik diubah menjadi sebuah penemuan. Kami mulai pelan-pelan mengerjakannya, sambil melihat Video di Youtube," kata Pandri Tarigan.

"Kita coba-coba dan pernah berkali-kali gagal," terangnya.

Pandri menuturkan, ketika di Kota Bandung pihak dari Pertamina sempat menguji kualitas bahan bakar yang mereka hasilkan. Dari hasil olahan plastik menjadi BBM dalam Distilator milik mereka menghasilkan premium dengan kadar oktan mencapai 97 persen, dan kadar oktan 68 persen pada jenis solar.

Minyak ini sudah dimanfaatkan ke sejumlah pabrik kecil di Bandung. Namun di Siantar, upaya mereka untuk memasyarakatkan Distilator masih gagal, meski sudah beraudiensi dengan Pemko Pematangsiantar beberapa waktu lalu.

"Kita juga berharap Pertamina mau menguji kualitas minyak yang kita hasilkan dan kedepannya bisa dilegalkan untuk diperjualbelikan," ucapnya.

Nah, cara kerja Distilator yang menyuling sampah plastik menjadi BBM ini adalah memasukkan limbah pelastik tadi ke dalam Distilator.


"Lalu kita bakar dengan suhu mencapai 200 derajat celsius hingga 300 derajat celsius. Dengan suhu seperti itu, plastik yang dibakar akan berubah dan mengeluarkan cairan berbahan minyak," ungkap Pandri Tarigan.

Dari mesin Distilator buatannya itu, pembakaran plastik dengan suhu tertentu akan menghasilkan jenis bahan bakar tertentu pula.

Misalnya, dengan suhu pembakaran plastik di rentang suhu panas 200 - 300 derajat celsius, maka jenis BBM Bio Solar dapat dihasilkan.

Kemudian dengan pembakaran plastik pada suhu 60 sampai 70 derajat celsius akan akan menghasilkan premium.

Pandri mengatakan, alat Distilator ini membutuhkan waktu empat jam untuk menghasilkan bahan bakar.

"40 kg sampah plastik yang dimuat (masukkan) dalam alat pemanas dapat menghasilkan 40 liter minyak," kata Pandri Tarigan kepada wartawan.

Pandri menyampaikan, Distilator miliknya bisa menghasilkan enam bahan bakar seperti solar, minyak tanah, premium/bensin, pertalite, aftur dan gas. Bahkan, hasilnya sudah ia coba sendiri untuk kendaraannya.

Distilator sendiri bekerja layaknya mesin penyulingan yang mampu memisahkan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan penguapan bahan.

Puncak dari upayanya ini, Pandri Tarigan berharap banyak pihak turut membantu memecahkan masalah sampah di Kota Pematangsiantar. Dia meyakini satu hari nanti bisa mengubah 1 hingga 2 ton sampah plastik menjadi BBM jika pemerintah dan pihak terkait mempercayainya.

"Kita berharap pemerintah siap berikan fasilitas dana keperluan yang lainnya. Toh juga, yang dapat nama dalam hal ini pemerintah juga kan," tutupnya.


Sumber:Tribun-Medan.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel