Fakta-fakta Heboh Sinyal SOS di Pulau Laki, Dekat Jatuhnya Sriwijaya Air SJ182. Ada yang Aneh




Adanya tanda atau Sinyal SOS yang titiknya berada di Pulau Laki sedang viral. 

Karena ada yang aneh, masyarakat pun banyak yang menanyakan perihal Sinyal SOS melalui akun Basarnas.

Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di dekat Pulau Laki.

Berikut fakta-fakta sinyal SOS yang sedang viral tersebut:

1. Ramai di Instagram

Kabar adanya Sinyal SOS di Pulau Laki tersebut sempat ramai di media sosial Instagram.

Diawali munculnya video milik akun Tiktok @Myworst13.

Dalam video tersebut menunjukkan rekaman layar yang membuka aplikasi Google earth.

Di dalamnya, saat ia mengarahkan ke Pulau Laki memang nampak tanda SOS.

Akun Nenk_update kemudian mengunggah ulang video tersebut.

Tak lama kemudian kabar itu viral.

2. Ramai Melapor ke Basarnas

Sejumlah warganet lainnya juga menuturkan hal serupa saat membuka Google Maps dan mengarahkannya ke perairan di atas wilayah Tangerang.

"Awalnya penasaran karena banyak yang liat Pulau laki, karena ada yang aneh. Terus gua cek via google Earyh eh ternyata bener ada. Tapi gua agak beda, yang lain tolong kami, kalo gue SOS," tulis pengguna tersebut.

Dikutip dari Suara.com, di titik tersebut akan muncul simbol SOS berupa tanda seru berwarna merah dengan keterangan "insiden pesawat Sriwijaya AIr".

Titik dengan warna merah atau hijau di beberapa aplikasi Google Maps milik warganet itu merupakan Save Our Souls (SOS) Alert, yang bermakna meminta pertolongan.

SOS Alert berisi informasi darurat yang lebih mudah diakses selama terjadi bencana besar.

Saat diklik, warganet mengklaim akan muncul nomor pusat informasi Sriwijaya Air yang dapat digunakan untuk menghubungi maskapai tersebut.

Tidak hanya itu, ada pula informasi terkait perkembangan terkini terkait kecelakaan pesawat Sriwijaya Air melalui laman hasil pencarian insiden Sriwijaya Air SJY 182 tersebut.

Netizen yang heboh lantas ramai-ramai melaporkan hal ini kepada akun media sosial Basarnas @sar_nasional dan meminta Tim Basarnas untuk mengecek lokasi di Pulau Laki.

3. Sebagian Meragukan

Informasi tersebut tidak sedikit yang meragukan.

Pasalnya, saat ini adalah hal mudah untuk menggunakan Fake GPS dan membuat tanda palsu.

"semoga ga pake fake gps trus nitik in disana, skrng banyak yang iseng soalnya demi konten, kalo itu hoax tolong yang update pertama x di periksa," tulis mypusher7.

Hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari Basarnas terkait viralnya tanda ini di media sosial.

Pesawat Sriwijaya Air dengan nomor pesawat SJ 182 hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021) siang sekitar pukul 14.30 WIB.

4. Lokasi Pulau Laki

Mungkin ada yang bertanya, di manakah Pulau Laki?

Pulau Laki adalah sebuah pulau yang masih masuk ke dalam wilayah Kepulauan Seribu.

Luas Pulau Laki adalah sekitar 30 hektar dan dikelilingi pasir putih menurut laman resmi Provinsi DKI Jakarta.

Untuk menuju ke Pulau Laki, bisa dilakukan dengan menggunakan kapal motor dari Pantai Mauk, Sepatan, Tangerang

Apabila menggunakan speedboat, dari Mauk dibutuhkan waktu 25 menit.

Pulau Laki baik Laki Besar maupun Laki Kecil tersedia tempat perkemahan.

5. Dulu Pulau Wisata, Kini Lokasi Latihan Tempur 

TNI AL gelar latihan Geladi Tugas Tempur (Gelagaspur) Tingkat-3 (L-3). Pulau Laki kini menjadi tempat latihan tempur TNI AL. (tnial.mil.id)

Dilansir Kompas.com yang mengutip harian Kompas, Selasa (1/10/2002) Pulau Laki diresmikan sebagai Pulau Wisata pada 22 Oktober 1988 oleh Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi almarhum Soesilo Soedarman.

Harian Kompas mencatat, Pulau Laki memiliki 25 unit bungalow, kolam renang, lapangan tenis, bahkan lapangan golf.

Namun semuanya tak lagi digunakan.

Pulau tersebut beralih fungsi menjadi salah satu lokasi yang digunakan untuk latihan tempur TNI Angkatan Laut.

Pemberitaan tersebut menyebutkan bahwa sejak Desember 2001 pulau tersebut diberikan kepada TNI AL.

"Sejak saat itu Pulau Laki berfungsi sebagai sebagai tempat latihan perang bagi anggota yang akan dikirim ke daerah konflik," ucap Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (Armabar) Laksda Djoko Sumaryono saat itu. (*)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel